Riaupintar.com --  Siswa dan guru dari SD Negeri Leuwibatu 02 dan 03 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyambut dengan senang hati program perbaikan sekolah. Program ini adalah bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dari Presiden. 

Sekarang, mereka tidak akan belajar di kelas yang buruk, dengan atap bocor, lantai yang rusak, dan dinding yang retak. Sekolah mereka terpilih sebagai salah satu dari banyak sekolah yang mendapatkan program perbaikan.

Kepala Sekolah SD Negeri Leuwibatu 02 dan 03, Sudrajat, mengatakan bahwa kerusakan di sekolah sudah berlangsung lama.

"Situasi di sekolah sangat memprihatinkan, terutama atap dan lantainya yang sudah hancur, serta tembok-tembok yang sudah retak," kata dia.

Proses revitalisasi dimulai pada tanggal 25 Juli 2025. Nantinya, SD Negeri Leuwibatu 02 akan mendapatkan tambahan enam ruang kelas, sementara SD Negeri Leuwibatu 03 akan memperoleh tiga ruang kelas baru. Pembangunan ini diharapkan dapat menampung total 310 siswa yang selama ini belajar dalam kondisi terbatas.

Selama pembangunan, kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke empat lokasi sementara, satu pesantren dan tiga rumah guru yang dekat dengan sekolah.

Guru Kelas 6, Rejoko Puji Triantoro, mengakui bahwa pembelajaran di lokasi sementara memiliki keterbatasan. Namun, semangat para murid tidak berkurang karena tahu sebentar lagi akan memiliki bangunan sekolah baru. 

“Untuk pembelajaran, anak-anak tetap antusias, sesuai dengan arahan Pak Menteri pembelajaran harus dilaksanakan sedemikian rupa,” kata Rejoko.
 
Rejoko pun menyampaikan harapannya agar pembelajaran di sekolah baru nantinya dapat berjalan dengan lebih efektif dan nyaman, seperti di kota-kota besar. 

“Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, tanpa adanya bocor, inilah harapan kami sebagai pihak sekolah untuk para murid belajar lebih nyaman lagi.”

Program revitalisasi ini juga melibatkan orang-orang di sekitar, termasuk orang tua siswa, sebagai pekerja. Perwakilan masyarakat, Sambas Alamsyah, mengatakan bahwa melibatkan warga berdampak positif. 

"Memang penting untuk mengutamakan penyerapan tenaga kerja di sini. Kami berkomunikasi dengan beberapa orang di sini. "Syukurlah mereka mau bekerja dan sangat semangat," katanya. 

Dengan kerja sama antara sekolah, guru, dan masyarakat, diharapkan revitalisasi bisa selesai tepat waktu supaya anak-anak bisa segera belajar di kelas yang aman dan nyaman.
.**