Sambangi Kota Magelang, Mendikdasmen Bicara Pentingnya Pendidikan dalam Membangun Masyarakat
- Sabtu, 15 Maret 2025 - 12:10:00
- Oleh admin

Riaupintar.com -- Di tengah pelaksanaan ibadah puasa Ramadan 1446 Hijriah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, melakukan kunjungan ke Kota Magelang, Jawa Tengah.
Kedatangan beliau disambut dengan antusiasme yang menggebu oleh para siswa SD Muhammadiyah Satu Alternatif (Mutual) di Kota Magelang, menciptakan suasana yang penuh kehangatan dan keceriaan.
Dalam kunjungan ini, Menteri Mu'ti secara resmi meresmikan Klinik Pratama KH. Ahmad Dahlan dengan tegas menekankan signifikansi pendidikan sebagai usaha dalam membangun masyarakat yang berilmu.
"Peresmian klinik ini tidak sekadar bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan, tetapi juga merupakan suatu ikhtiar dalam membangun masyarakat yang tangguh. Selain faktor kesehatan, pendidikan juga merupakan komponen krusial dalam upaya pembangunan masyarakat," ungkap Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, di Magelang pada Jumat, 14 Maret 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mu'ti menyoroti pentingnya hidup sehat yang berfondasi dari tiga pilar, yaitu makan sehat dan bergizi, beribadah, dan lingkungan sosial yang sehat.
"Dalam konteks ini kami di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) juga telah mencanangkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai upaya menciptakan generasi emas Indonesia 2045," ujarnya.
Selanjutnya, setelah melakukan peresmian Klinik Pratama KH. Ahmad Dahlan, Menteri Mu'ti melanjutkan agendanya dengan menjadi pembicara Siraman Pelita Hati (SIMPATI) di Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMA).
Dihadapan ratusan peserta, Menteri Mu'ti mengungkapkan bahwa peristiwa Nuzulul Quran merupakan momentum awal membangun peradaban dan tradisi baru melalui pendidikan.
"Setidaknya, peristiwa Nuzulul Quran memiliki lima makna dalam keterkaitannya dengan pendidikan," tutur Menteri Mu'ti.
Makna pertama diungkap oleh Menteri Mu'ti bahwa Nuzulul Quran mengajarkan manusia untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Secara tidak langsung makna ini juga membuktikan bahwa pendidikan telah dimulai sejak manusia masih berada di dalam kandungan seorang ibu.
"Makna kedua yaitu Nuzulul Quran menjadi momentum perubahan tradisi lisan menjadi tulisan. Dimana pada masa itu memperlihatkan bahwa tradisi tulisan menjadi wadah dalam dakwah ajaran keislaman," paparnya.
Lebih lanjut, pada makna ke tiga Menteri Mu'ti menjelaskan bahwa Nuzulul Quran melalui wahyu pertama mengajarkan manusia untuk mampu membuka diri, berusaha, dan berubah dengan cara belajar. Serta, makna ke empat diungkap bahwa Nuzulul Quran menjadi proses belajar yang terus berkembang seiring dengan turunnya al quran.
"Oleh karena itu, makna terakhir sekaligus menjadi muara peristiwa Nuzulul Quran adalah bagaimana empat makna sebelumnya menjadi pondasi dan strategi membangun peradaban melalui pendidikan," tutup Menteri Mu'ti.
Selain itu, pada kunjungan ini Menteri Mu'ti juga menjadi imam dan khotib pada salat Jumat di Masjid At-Tanwir Kota Magelang. Turut mendampingi dalam agenda ini Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti.**